Jumat, 03 November 2017

Tugas Sistem informasi Kesehatan

 



Disusun Oleh:

1. Devie Setiawati (Nim. 20175325017)

2. Margareta Diana(Nim. 20175325050)



HIV dan AIDS

Apakah HIV?


HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat, namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain. 



Apakah AIDS?


AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.


Bagaimana seseorang dapat tertular HIV?

  • Melalui hubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya.
  • Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.
  • Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, terutama 
    terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun). 


Jumlah AIDS di Indonesia

Menurut laporan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus orang yang menderita AIDS dilaporkan dari tahun 1987 sampai 2017 (terhitung hingga bulan maret) mencapai 87,453 kasus, angka tertinggi kejadian AIDS yaitu pada tahun 2013 sebanyak 11,741 kasus dan pada tahun 2017 hingga bulan maret sudah tercatat 673 orang yang menderita AIDS, hal tersebut dibuktikan dengan data yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini
 Tabel 6. Jumlah AIDS yang Dilaporkan Menurut Tahun, 1987- 2017


Sumber : Laporan Kemenkes Republik Indonesia Triwulan I

                     
Bagaimanakah proses HIV menjadi AIDS?

Perkembangan dar HIV menjadi AIDS

Penyebab AIDS tidak langsung menampakkan gejala infeksinya pada manusia. Manusia, sebagai korban infeksi, juga tidak langsung merasakan dampak virus berbahaya tersebut bagi tubuhnya. Virus membutuhkan waktu 5-10 tahun sampai menimbulkan gejala. Saat waktu yang dibutuhkan terpenuhi, penyakit AIDS sudah menjangkiti tubuh penderita. Selama kurun waktu tersebut, ada beberapa tahapan infeksi hingga HIV kemudian berkembang menjadi AIDS.

1. Tahap pertama (periode jendela)

a. HIV masuk ke dalam tubuh hingga terbentuk antibodi dalam darah.
b. Penderita HIV tidak tampak secara fisik dan merasa sehat.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
d. Berlangsung selama 2 minggu sampai 6 bulan.



2. Tahap Kedua


a. Pada tahap ini HIV mulai berkembang di dalam tubuh.

b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi tersebut lebih pendek.

3. Tahap Ketiga

a. Penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang semakin menurun.
b. Mulai muncul gejala infeksi oportunistis, misalnya pembengkakan kelenjar limfa atau diare terus-menerus.
c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan tubuh penderita.

4. AIDS


a. Pada tahap ini, penderita positif menderita AIDS.
b. Sistem kekebalan tubuh semakin turun.
c. Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistis) menyebabkan kondisi penderita semakin parah.

Pada tahap ini, penderita harus secepatnya dibawa ke dokter dan menjalani terapi anti-retroviral virus (ARV). Terapi ARV akan mengendalikan virus HIV dalam tubuh sehingga dampak virus bisa ditekan. HIV sebetulnya bisa dikendalikan sedini mungkin sehingga bisa menekan peluang timbulnya AIDS. "Sebaiknya lakukan cek darah sedini mungkin, terutama bagi yang berisiko tinggi, misalnya pengguna narkoba dengan jarum suntik, kerap berganti pasangan dan berhubungan seksual tanpa kondom.


Infeksi HIV dapat dicegah dengan cara (ABCD), yaitu:

  1. Abstinence : Tidak berhubungan seks (selibat)
  2. Be Faithful : Selalu setia pada pasangan
  3. Condom : Gunakan kondom di setiap hubungan seks berisiko
  4. Drugs : Jauhi narkoba


Mitos Seputar HIV dan AIDS

Mitos: Seseorang bisa tertular HIV dengan berada di sekeliling orang dengan HIV positif
Faktanya: Bukti menunjukkan bahwa HIV tidak menyebar melalui sentuhan, air mata, keringat, atau air liur. HIV tidak ditularkan dengan menghirup udara yang sama dengan seseorang yang terinfeksi HIV positif, berbagi peralatan makan, menggunakan peralatan olahraga di gym, hingga memeluk atau mencium dengan seseorang yang HIV positif.

Mitos: Nyamuk bisa menularkan HIVFaktanya: HIV memang bisa ditularkan melalui darah. Namun tidak termasuk gigitan serangga. Beberapa penelitian menunjukkan, tidak ada bukti bahwa serangga yang telah mengigit seseorang dengan HIV positif akan menularkannya ke orang lain. Selain itu, HIV hanya hidup dalam waktu singkat di dalam tubuh serangga.

Mitos: Mudah untuk mengetahui seseorang HIV positif
Faktanya: Seseorang bisa HIV positif tanpa menunjukkan gejala apapun selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk mengetahui Anda atau pasangan Anda HIV positif adalah dengan melakukan tes darah



Sumber:

1. Http://www.aidsindonesia.or.id diakses tanggal 31 Oktober 2017

2. Http://health.kompas.com (Mitos dan Fakta HIV AIDS)

3. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Situasi HIV dan AIDS di Indonesia. 

Jakarta; 2009 

Masihkah anda berpikir HIV dan AIDS penyakit Kutukan?

maka dari itu,

Jauhi

Virusnya
BUKAN
Orangnya...